Pages - Menu

Logo Kabupaten Trenggalek

Foto Logo Dari Kabupaten Trenggalek

Kantor Pendopo Kabupaten Trenggalek

Foto Dari Kantor Pendopo Kabupaten Trenggalek

Monumen Tugu Pancasila

Foto Monumen Tugu Pancasila Di Kabupaten Trenggalek

Peta Kabupaten Trenggalek

Foto Peta Kabupaten Trenggalek

Gerbang Masuk Dari Kabupaten Trenggalek

Foto Gerbang Masuk Dari Kabupaten Trenggalek

Rabu, 02 Mei 2012

MTA mengadakan Donor Darah di Pendopo Trenggalek

Majlis Tafsir Al-Quran Kabupaten Trenggalek menggelar bakti sosial donor darah di Pendopo Kabupaten Trenggalek pada Sabtu (28/4) pagi. Kegiatan ini diikuti Jamaah Majlis Tafsir Al-Quran sebanyak 200 orang yang datang tidak hanya dari Trenggalek namun ada dari Ponorogo dan Magetan. Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek.


Menurut Ketua Rombongan H. ShomadMajlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) adalah sebuah lembaga pendidikan dan dakwah Islamiyah yang berkedudukan di Surakarta. MTA didirikan oleh Almarhum Ustadz Abdullah Thufail Saputra di Surakarta pada tangal 19 September 1972 dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali ke Al-Qur’an. Sesuai dengan nama dan tujuannya, pengkajian Al-Qur’an dengan tekanan pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al-Qur’an menjadi kegiatan utama.


Lanjut Ketua Rombongan, insya allah kami akan rutin tiap 3 bulan sekali akan donor darah karena seorang yang paling baik ada manuasia yang berguna bagi orang lain. Setetes darah untuk orang lain sangat berguna dan membantu jiwa mereka. Selain itu kami ucapkan terima kasih kepada PMI telah memfasilitasi donor darah ini, “apa yang kita lakukan ini mencari ridho Allah swt” ucap Ketua Rombongan yang juga Perwakilan dari Majelis Tafsir Al-Quran Magetan .Sementara itu Ketua PMI Kabupaten Trenggalek, Ny. Penny Mulyadi menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan para jamaah Majlis Tafsir Al-Quran untuk mendonorkan darahnya. 


Selain itu ketua PMI mengungkapkan bahwa semenjak Bulan oktober sampai sekarang belum pernah ada kekosongan darah ketika masyarakat membutuhkan. “Peduli sesama tidak harus berupa orang, setetes darah pun bisa sangat membantu bagi orang yang membutuhkan” ucap Ny. Peny Mulyadi.


Kegiatan dilanjutkan dengan pengambilan darah dari pendonor oleh petugas dari PMI Kabupaten Trenggalek.

Selasa, 01 Mei 2012

Tahun 2012 Demam Berdarah Diprediksi Turun


Dinas kesehatan Kabupaten Trenggalek optimis tahun 2012 ini penderita Demam Berdarah (DB) menurun. Hal tersebut disebabkan curah hujan bulan April menurun bila dibandingkan tahun lalu. Penderita demam berdarah tahun 2011 kemarin sebanyak 168 penderita menurut data dinas kesehatan kabupaten yang diperoleh dari tiap – tiap puskesmas se-Kabupaten Trenggalek.

Menurut Dr. Sugito Teguh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, pada tahun 2011 lalu penderita demam berdarah terdiri dari 98 laki- laki dan 70 orang perempuan. Untuk penderita paling banyak di Kecamatan Karangan mencapai 34 orang. Dinas Kesehatan pun sudah berulangkali melakukan sosialisasi ke masyarakat agar berhati-hati. Masyarakat selalu dihimbau untuk melakukan 3 M (Menguras, Menutup dan Mengubur) agar nyamuk tidak dapat berkembang biak. Untungnya DB di Kabupaten Treanggalek ini tidak sampai memakan korban jiwa. Disamping itu pula masyarakat disarankan menggunakan pengobatan Abate untuk membersihkan bak air.

Dengan intensifnya sosialisasi yang dilakukan Dinas kesehatan, mereka yakin penderita DB tahun 2012 ini akan berkuarang. Walaupun sampai awal bulan April ini sudah ada sekitar 57 penderita. Penderita paling banyak berasal dari Kecamatan Karangan disusul Kecamatan Tugu. Harapannya, masyarakat lebih bisa memahami dan mau berusaha hidup lebih sehat. Dan tidak lupa selalu ingat tentang 3 M. “Proses perkembangbiakan nyamuk DB melalui siklus lima tahunan, artinya kita harus waspada saat memasuki tahun 2013 nanti,” jelas Teguh.

Dua bulan 6 warga Trenggalek positif HIV/AIDS

Peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Trenggalek pada 2012 ini dinilai lebih pesat dibanding tahun sebelumnya. Tercatat, hanya rentang waktu dua bulan (Januari-Februari), telah ditemukan enam orang positif sebagai ODHA.
“Diprediksikan pertambahan ODHA tahun ini akan lebih tinggi dibanding sebelumnya, “ujar Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (dinkes)  Kabupaten Trenggalek Suparman kepada wartawan.  
Data yang dimiliki Dinkes Trenggalek, sejak tahun 2004 hingga sekarang, ditemukan lebih dari seratus orang teridap HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya meninggal dunia. Sebagian besar penderita, kata Suparman, baru teridentifikasi setelah infeksinya sudah parah. Bahkan beberapa di antaranya sudah menular ke orang terdekat dalam lingkunganya.
Dicontohkan, salah satu ODHA yang belum lama ini teridentifikasi. Adanya gejala HIV/AIDS mendorong petugas kesehatan Trenggalek memberikan rujukan ke klinik VCT RSUD dr Iskak Tulungagung. Hasilnya, yang bersangkutan memiliki latar belakang suka berganti pasangan sehingga positif HIV/AIDS.  
“Dan karena kondisinya yang teramat parah, medis  tidak mampu menolong secara  maksimal,“ terangnya.
Sebagai tindak lanjut dari fenomena yang ada, Dinkes melakukan pantau khusus ke lingkungan rumah tahanan dan komunitas transgender/waria. Selain lokalisasi, dua kelompok sosial ini dianggap memiliki risiko tinggi (risti) penyebaran HIV/AIDS.
“Kita datangi secara persuasif, yakni metode jemput bola. Di sana kita juga meminta kepada yang bersangkutan untuk melakukan tes di klinik VCT jika memang mengalami gejala seperti infeksi HIV/AIDS. Sebab sebelumnya juga pernah diketahui penghuni rutan positif HIV/AIDS, “paparnya.
Untuk memperkecil penyebaran HIV/AIDS, Dinkes juga mengimbau kepada para pekerja buruh migran (TKI/TKW) serta pekerja urban (kerja di luar kota dan pulau) untuk sering-sering memeriksakan diri ke klinik VCT.
“Sebab, dua kelompok ini juga termasuk berisiko tinggi. Apalagi yang memiliki riwayat suka berganti pasangan dan memakai narkoba,“ pungkasnya. 

Kasus demam berdarah di Trenggalek meningkat

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, selama periode Januari-Februari ini meningkat tajam, sekitar tiga kali lipat, dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Berdasarkan laporan yang masuk jumlah yang masuk ke dinas kesehatan sampai saat ini sebanyak 31 kasus, rinciannya, 30 kasus terjadi pada bulan Januari dan satu kasus pada minggu pertama bulan Pebruari," kata Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Trenggalek, Suparman, Senin.
Jumlah tersebut menurut Parman meningkat tiga kali lipat dibanding pada bulan Desembar tahun 2011 yang lalu, yakni kurang dari 10 kasus.
Penyakit yang dalam bahasa medis disebut dengan istilah "Dengue Hemorrhagic Fever" (DHF) itu, kata Parman, sebagian besar menyerang warga di Desa Karangan, Kecamatan Karangan, namun tidak sampai menyebabkan korban meninggal dunia.
"Untuk kasus di Karangan ini kami telah melakukan tindakan penanganan berupa pengasapan atau fogging, tujuannya agar nyamuk-nyamuk dewasa mati," katanya.
Menurut dia, untuk memutuskan perlu tidaknya pengananan berupa pengasapan, petugas dinas kesehatan berpatokan pada standar pengendalian DBD yang telah ditetapkan oleh kementerian kesehatan.
"Syaratnya, harus ada korban yang meninggal dunia atau menyerang lebih dari dua orang dalam lingkup satu RT, tapi perlu diingat cara ini ("fogging") tidak bisa membunuh jentik nyamuknya," jelasnya.
Suparman meramalkan, kasus demam berdarah masih akan terus terjadi selama dua bulan ke depan, mengingat saat ini berada pada masih musim penghujan.
Ia mengingatkan, agar masyarakat tetap waspada terhadap serangan DBD meskipun curah hujan di Trenggalek saat ini mulai berkurang, hal itu dilakukan karena jentik nyamuk aides aigepty biasanya akan mudah menetas pada saat intensitas hujan mulai berkurang.
"Jadi yang berbahaya itu justru saat-saat seperti ini, satu hari hujan dua hari cerah atau sebaliknya, hal inilah dipakai berkembangbiakan nyamuk pembawa DBD tersebut," ucapnya.
Selain itu, program pencegahan 3-M (menutup, menguras, menimbun) yang menjadi andalah dinas kesehatan juga terus dilakukan di daerah yang selama ini menjadi kawasan endemis demam berdarah, seperti di Kecamatan Trenggalek, Karangan maupun Kecamatan Pogalan.
"Dinas kesehatan juga masih menyediakan bubuk abate gratis bagi masyarakat yang belum mendapatkan, insyaallah stoknya masih mencukupi," ujarnya.