Serangga Tomcat belakangan menghebohkan masyarakat karena menyerang warga Surabaya. Serangga ini asalnya bernama Paederus Fuscipes, namun karena bentuknya seperti pesawat tempur F-14 Tomcat, maka banyak orang menyebutnya Tomcat. Tapi ada juga yang menyebutnya dengan semut kanai atau kumbang paederus fuscipes dalam bahasa inggrisnya rove beatles.
Spesies Paederus Fiscipes adalah salah satu jenis kumbang yang masuk dalam genus Paederus. Totalnya ada sekitar 12 spesies yang masuk genus tersebut.
Ciri-ciri serangga ini adalah memiliki kepala warna hitam, dada dan perut berwarna oranye dan sayap kebiruan. Warna mencolok berfungsi sebagai peringatan bagi predatornya bahwa serangga ini punya racun. Ukurannya sekitar 7-10 mm.
Tomcat biasa hidup di persawahan pada siang hari dan biasa terbang di tanaman padi untuk mencari mangsa berupa wereng dan hama padi lainnya. Pada malam hari, serangga ini cenderung tertarik pada cahaya lampu. Hal inilah yang memicu masuknya Tomcat ke rumah.
Tomcat tidak menggigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan secara otomatis bila bersentuhan dengan benda sekitarnya. Seperti bersentuhan dengan langsung dengan manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya pada benda-benda seperti baju handuk, ataupun benda-benda lainnya. Cairan racun inilah yang dapat menyebabkan dermatitis.
Cara Pengobatan
Dermatitis diakibatkan oleh racun paederin yang diproduksi oleh serangga jenis paederus dengan bantuan bakteri. Racun akan keluar saat serangga dalam bahaya atau dipencet.
Bersentuhan dengan kumbang ini saat berbaring atau tidur, menghancurkannya pada badan atau menggosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjungtivitas dan penyakit kulit yang parah yang dikenali sebagai dermatitis linearis.
Jika sudah timbul dermatitis akibat Tomcat, segera datang ke dokter atau Puskesmas terdekat dan jangan sembarangan memberikan obat karena harus dipastikan apakah dermatitis akibat serangan Tomcat atau karena penyakit lain. Karena Dermatitis akibat Tomcat gejalanya mirip dengan herpes dan pengobatanya berbanding terbalik, sehingga jika salah mengobati maka bisa lebih parah.
Jika kulit terkena racun serangga Tomcat, segeralah mencuci bagian kulit yang terkena dengan menggunakan sabun, jangan diberi odol, minyak kayu putih, balsem, minyak tawon maupun bedak tabur karena hanya akan memperparah keadaan. Kulit yang terkena toksin Tomcat akan merah meradang mirip herpes tetapi tidak sama.
Biasanya pengobatannya jika terkena Tomcat menggunakan salep dan antibiotik. ”Yakni dengan menggunakan hydrocortisone atau salep betametasone dan antibiotik neomycin sulfat 3 x sehari. Dengan catatan rekomendasi dokter, karena harus dipastikan apakah benar terkena Tomcat atau penyakit lain,” terang dr. Ponco Bangun FR, Kepala Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Selain itu, segera bersihkan benda-benda di sekitar anda yang disinyalir terkena racun Tomcat seperti handuk, sprei, sapu tangan, dan lainnya.
Cara Pencegahan
Terkait dengan pencegahan serangan serangga Tomcat ini, dr. Ponco menghimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan dan melakukan pertolongan pertama dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Tutup jendela dan matikan lampu jika tidak digunakan, karena Tomcat menyukai tempat-tempat yang terang. Sebaiknya jendela diberi kasa nyamuk agar Tomcat tidak bisa masuk.
Kalau melihat Tomcat hinggap ditangan, jangan dipencet atau dibunuh seperti mematikan nyamuk ataupun serangga kecil lainnya. Sebaiknya Tomcat ditiup hingga pergi, atau diambil dengan hati-hati menggunakan alat atau tangan yang ditutupi plastik dan dibuang ke tempat yang aman. Setelah itu cuci tangan dengan sabun dan ulangi lagi. Kalau bisa semprot serangga itu dengan racun serangga dan disingkirkan tanpa harus menyentuhnya secara langsung
Selain hal itu, sebagai langkah waspada agar tidak terkena cairan beracun Tomcat bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada disekitar rumah karena bisa menjadi tempat kumbang Paederus.